Disney Minnie Mouse

Senin, 22 April 2013

ORANG-ORANG GEROBAK



hari-hari berlalu di Jakarta September 2008.
Siang dan malam. Sepanjang jalan yang kulewati kulihat orang-orang dan gerobak-gerobaknya di pinggir jalan. Orang-orang dengan gerobak, ada di antara emperan toko, di trotoar atau samping depan rumah, dibawah pohon di antara jalan-jalan.
Gerobak-gerobak pemulung? Atau rumah gerobak, karena mereka tergusur.
Gerobak-gerobak gambaran orang-orang nomaden, di belantara gedung-gedung Jakarta, kemegahan Pemerintahan Pemenang ‘Bersama Kita Bisa’.
Keluarga gerobak itu adalah orang-orang Indonesia, tua muda, ayah, ibu anak, suami istri atau sanak saudara, atau kawan dan teman.
Mereka singgah di antara jalan arteri kelapa dua, permata hijau, atau di antara jalan senopati blok m, ataupun mahakam, gerobak-gerobak di antara jalan-jalannya satu dua tiga.
Setahun lalu, di suatu sore di depan jalan bioskop Megaria Cikini, juga kulihat gerobak yang ditarik seorang anak kecil, mungkin usia SD, di dalam gerobak ada anak kecil pula, mungkin adiknya. Lalu kulihat juga lima bulan lalu. Di jalan Cokroaminoto, di trotoar tak jauh dengan taman Menteng. Seorang perempuan dan laki-laki muda dengan gerobaknya.
Adakah sensus atas gerobak ini?
Berapa jumlah orang-orang yang tinggal dan tidur di gerobak.
Di depan jalan rumah-rumah gedong. Rumah-rumah yang kamarnya melebihi jumlah penghuninya.
Mengapa tak jua diberikan ruang-ruang dalam rumah-rumah itu, bagi mereka yang tak tak ada papan, sandang dan sedikit pangan.
Orang-orang dengan gerobak kuharap kau sabar, semoga datang yang pasti, yang akan memberi kebajikan untuk yang berhak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar