LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan hal penting dalam sistem
pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi,
memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang
mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan
lancar, yang dimonitor atau yang diatur dalam sistem pengendalian manajemen
adalah kinerja dari perilaku manajer di dalam mengelola perusahaan. Merchant
(1998) mengatakan bahwa orientasi perilaku berhubungan dalam lingkungan
pengendalian manajemen, perilaku berpengaruh dalam desain system pengendalian
manajemen untuk membantu, mengendalikan, memotivasi manajemen dalam mengambil
keputusan dan memonitor perilaku yang dapat mengendalikan aktivitas-aktivitas
yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sistem pengendalian manajemen adalah
sejumlah struktur komunikasi yang saling berhubungan yang mengklasifikasikan
proses informasi yang dapat membantu manajer dalam mengkoordinasi bagiannya
untuk mengubah perilaku dalam pencapaian tujuan organisasi yang diharapkan pada
dasar yang berkesinambungan (Maciarriello dan Kirby, 1994). Untuk membentuk
suatu kerja sama yang baik jelas perlu adanya komunikasi yang baik antara
unsur-unsur yang ada di dalam organisasi tersebut. Komunikasi yang baik akan
menimbulkan saling pengertian dan kenyamanan dalam bekerja.
KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui
oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi.
lsinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai
pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
Organisasi sebagai sarana dimana manajemen
mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur
formal dari tugas-tugas dan wewenang (Robert Bonnington, 1973). Sendjaja (1994)
menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
- Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
- Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
- Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
- Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
- Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
- Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
- Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
- Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia
Moss
The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya
satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku,
pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi
ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak – pihak yang memakai controlling style of
communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding
upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan
perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan
perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut
digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut
tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha
menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi
pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah
ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada
usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling
style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya
bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik.
Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang
bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan
yang negatif pula.
The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak
komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The
Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana
yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan
setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek
penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian
style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication).Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi
serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks
pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan
memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula
yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota
dalam suatu organisasi.
The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan
pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah
orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan
tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki
kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The
dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye
ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain.
- The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah
melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan
ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Proses Komunikasi:
Arus pesan yang terjadi dalam suatu jaringan yang
sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain (the flow of messages within
a network of interdependen relationship). Pesan dibuat dan di
pertukarkan sebagai respon terhadap tujuan, kebijakan, dan tujuan spesifik
organisasi.
Proses Komunikasi Dasar
Griffin (2003) membahas komunikasi organisasi
mengikuti teori management klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya
produksi, presisi, dan efisiensi Adapun prinsip-prinsip dari teori management
klasikal adalah sebagai berikut:
- kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
- rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
- divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
- tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
- disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
- mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
Griffin menyadur tiga pendekatan untuk membahas
komunikasi organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:
Pendekatan sistem.
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap
struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar
merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis
yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam
orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses
memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan
penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur
hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan
(free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada
situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada
aturan-aturan.
- Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses: penentuan (enachment), seleksi (selection), penyimpanan (retention)
- Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
- Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).
Pendekatan
budaya.
Asumsi
interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak tentang sesuatu
berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu
itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz,
ahli teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik
adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu
organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para
anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari
budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap
bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya
adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi
dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya
mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat
cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena
aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi
bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu
menggunakan cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas
lainnya untuk memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.
Pendekatan kritik.
Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap
bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek
lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh
keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan
organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme. Bahasa adalah medium
utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.
Peranan dalam jaringan kerja komunikasi
1. Anggota Klik / Group
Kelompok individu yang seringkali melakukan kontak
dengan anggota yang lain.Syarat keanggotaan klik : individu-individu harus
mampu melakukan kontak satu sama lain, bahkan dengan cara tidak langsung. Klik
juga terdiri dari individu yang keadaan skelilingnya memungkinkan kontak antar
individu, yang satu sama lain saling menyukai dan merasa puas dengan kontak
tersebut.
2. Penyendiri / Isolates
Adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama
sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok yang lain. Beberapa
anggota organisasi menjadi penyendiri bila berurusan dengan kehidupan pribadi
pegawainya.
- Karakteristik penyendiri / Isolates :
- Lebih berorientasi diri sendiri, kurang motivasi dan upaya untuk maju serta rendahnya keinginan untuk berinteraksi.
- Kurang pengalaman dalam sistem, rata-rata lebih muda, dan tidak memiliki power dalam organisasi.
- Lebih banyak menyimpan informasi daripada mengalirkannya.
- Menganggap komunikasi sebagai sistem tertutup dan tidak nyaman berada dalam sistem.
- Tidak banyak tahu anggota grup dibanding lainnya dan cenderung menyimpan informasi yang relevan untuk kepentingan grupnya sendiri
3.
Jembatan / Bridge
Adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah
kontak yang menonjol dalam hubungan antara kelompok, juga menjalin kontak
dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan berlaku sebagai pengontak langsung
antara dua kelompok pegawai dalam organisasi. Sebuah jembatan juga rentan
terhadap semua kondisi yang menyebabkan kehilangan, kerusakan dan penyimpangan
informasi.
4. Penghubung / Liaisons
Adalah orang yang menghubungkan dua klik atau lebih,
tetapi dia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut.
Penghubung memegang peranan penting bagi berfungsinya oranisasi secara
efektif.Penghubung dapat melancarkan maupun menghambat aliran informasi.
Karakteristik Liaisons :
- Memiliki kedudukan tinggi dan penting terhadap organisasi, berpengaruh banyak, berintegrasi dan berkoordinasi dengan berbagai grup untuk memperbaiki posisinya.
- Berinteraksi cukup lama dengan organisasi, tahu sistem dan lebih terbuka dibanding isolates.
- Dianggap penting dan memiliki kemampuan karena peranan interaksinya
5.
Penjaga Gawang / Gatekeeper
Adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam
jaringan agar dapat melakukan pengendalian atas pesan yang disebarkan melalui
sistem tersebut. Kegiatan penjaga gawang:
mengaitkan-menyimpan-merentangkan-mengendalikan.
6. Pemimpin Pendapat /
Opinion Leader
Adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua sistem
sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan
mereka. Kalangan ini sangat dipercayai orang lain untuk mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi.
7. Kosmopolit
Menghubungkan anggota organisasi dengan orang-orang
dan peristiwa di luar batas-batas struktur organisasi. Anggota organisasi yang
banyak bepergian, aktif di asosiasi internasional maupun aktif membaca jurnal
terbitan regional, nasional dan internasional.
Komunikasi Ke Bawah
Informasi mengalir dari jabatan berotoritas tinggi ke
otoritas lebih rendah. Informasi dari atasan ke bawahan :
ü Informasi tentang bagaimana melakukan
pekerjaan.
ü Informasi tentang dasar pemikiran untuk
melakukan pekerjaan.
ü Informasi tentang kebijakan dan praktik
organisasi.
ü Informasi tentang kinerja pegawai.
ü Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki
tugas (sense of mission)
Komunikasi ke Atas
Adalah komunikasi yang mengalir dari tingkat yg lebih
rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia), biasanya berbentuk
pertanyaan, feedback, saran / usulan.
Pentingnya komunikasi ke atas :
- Memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan.
- Memberitahu penyelia kapan bawahan siap menerima informasi.
- Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka.
- Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan.
- Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
- Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka
Yang harus dikomunikasikan ke atas :
ü Memberitahu apa yang dilakukan bawahan
(pekerjaan, prestasi, kemajuan, rencana di masa datang).
ü Menjelaskan persoalan kerja yang belum
terpecahkan oleh bawahan.
ü Memberi saran atau gagasan untuk perbaikan
dalam unit-unit mereka.
ü Mengungkapkan pikiran dan perasaan bawahan
tentang pekerjaan, rekan kerja dan organisasi mereka.
PROSES KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan
karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai
pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga
pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi Komunikasi organisasi
1) Downward communication Yaitu
komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas
ke bawah ini adalah:
a) Pemberian atau penyimpanan
instruksi kerja (job instruction)
b) Penjelasan dari pimpinan
tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c) Penyampaian informasi
mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d) Pemberian motivasi kepada
karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para
pegawai menurut Level (1972):
a) Metode tulisan
b) Metode lisan
c) Metode tulisan diikuti
lisan
d) Metode lisan diikuti
tulisan
2) Upward communication Yaitu
komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada
atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a) Penyampaian informai
tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b) Penyampaian informasi
tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat
diselesaikan oleh bawahan
c) Penyampaian saran-saran
perbaikan dari bawahan
d) Penyampaian keluhan
dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita
waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui
bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4
alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
a) Kecenderungan bagi pegawai
untuk menyembunyikan pikiran mereka
b) Perasaan bahwa atasan
mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai
c) Kurangnya penghargaan bagi
komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
d) Perasaan bahwa atasan tidak
dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai
3) Horizontal communication Yaitu
komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang
memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
a) Memperbaiki koordinasi
tugas
b) Upaya pemecahan masalah
c) Saling berbagi
informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan
melalui kegiatan bersama
4) Interline communication Yaitu
tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena
biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena
terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan
orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain,
diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar