Disney Minnie Mouse

Senin, 22 April 2013

15. PERANAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN MEDIA MASSA


Peran komunikasi
Media Komunikasi Modern (TV) sebagai Alat untuk Menghancurkan Sebuah Generasi.Pakar komunikasi Rogers & Shoemaker menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pesan yg disampaikan dari sumber kepada penerima. Komunikasi yg menyebar melalui media massa akan memiliki dampak vertikal (mengalami taraf internalisasi/penghayatan) apalagi jk para tokoh (opinion-leaders) ikut menebarkannya. Sementara pakar komunikasi lain, Lazarfield menyatakan bahwa jalannya pesan melalui media massa akan sangat mempengaruhi masyarakat penerimanya
Peran merusak dari media komunikasi modern, khususnya TV terhadap sebuah generasi menurut penulis dapat dilihat dari dua aspek sbb :
Aspek kehadirannya : Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari-hari dalam keluarga muslim dan muslimah. Sebagai contoh adalah, waktu selepas maghrib yang biasanya digunakan anak-anak muslim/ah untuk mengaji dan belajar agama berubah dengan menonton acara-acara yang kebanyakan tidak bermanfaat atau bahkan merusak. Sementara bagi para remaja dan orangtua, selepas bekerja atau sekolah dibandingkan datang ke pengajian dan majlis-majlis ta’lim atau membaca buku, kebanyakan lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Sebenarnya TV dapat menjadi sarana dakwah yang luarbiasa, sesuai dengan teori komunikasi yang menyatakan bahwa media audio-visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian seseorang maupun masyarakat, asal dikemas dan dirancang agar sesuai dengan nilai2 yg Islami.
Aspek Isinya : Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa diantaranya adalah mengenai penokohan/orang-orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha untuk ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama ataupun ilmuwan serta orang-orang yang dapat mendorong bagi terbangunnya bangsa agar dapat mencapai kemajuan (baik IMTAK maupun IPTEK) sebagaimana yang digembar-gemborkan, sebaliknya justru tokoh yang terus-menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur-hamburkan uang (tabdzir) jauh dari memiliki IPTEK apalagi dari nilai-nilai agama. Hal ini jelas demikian besar dampaknya kepada generasi muda dalam memilih dan menentukan gaya hidup serta cita-citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan negara. Produk lain dari GF yang menonjol dalam media TV misalnya, adalah porsi film-film yang Islami yang hampir boleh dikatakan tidak ada, 90% film yang diputar adalah bergaya hidup Barat, sisanya adalah film nasional (yang juga meniru Barat), lalu diikuti film-film Mandarin dan film-film India. Hal ini bukan karena tidak adanya film-film yang islami atau kurangnya minat pemirsa terhad film-film islami, film seperti Children of Heaveآ‌mampu mendapatkan award untuk film anak budaya terbaik dunia. Tetapi masalahnya memang lebih karena tidak adanya political-will dikalangan pengelola stasiun TV yg ada.
Terakhir, perlu diketahui bahwa penjajahan melalui media komunikasi adalah jauh lebih jahat dan berbahaya dari penjajahan fisik. Dari sisi biaya, peperangan fisik membutuhkan biaya yang sangat mahal, sementara peperangan media hanya membutuhkan biaya yang murah dan bahkan dapat dikembalikan (melalui iklan). Dari sisi persenjataan yang digunakan, peperangan fisik menggunakan berbagai senjata canggih yang mahal dan berat, sedangkan peperangan media cukup menggunakan film-film, diskusi topik dan iklan. Dari sisi jangkauan, peperangan fisik hanya dibatasi di front-front pertempuran saja, sementara penjajahan media bisa sampai ke setiap rumah jauh di pelosok-pelosok dan di pedalaman. Terakhir dari sisi obyek, dlm peperangan fisik obyek merasakan dan mengadakan perlawanan,
2. Komunikasi efektif
Wilbur Scharm menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication” yakni kondisi yang harus di penuhi jika menginginkan suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki (Onong. 2004 : 41).
Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Pesan harus di rancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju pada pengalaman yang sama antara komunikator dengan komunikan sehingga sama-sama mengerti
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi dan menyarankanbeberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang ia kehendaki
Adapun komunikasi yang efektif
  1. Ditinjau dari segi pesannya :
  1. Pesan harus direncanakan dan di susun sedemikian rupa sehingga dapat menarikperhatian komunikan.
  2. Pesan harus menggunakan lambing-lambang yang tertuju kepada pengalaman yang sama antar komunikator dan komunikan.
  3. Pesan harus membangkitkankebutuhan pribadi komunikan dan mengarahkan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
  4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi dimana komnikan berada pada saat ia digerakan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
  5. Pesan harus menggunakan kata-kata yang sederhana, halus, lembut dan tidak ambigu.
  6. source credibility artinya komunikator harus memiliki ke ahlian tentang masalah yan sedang dibicarakan. Menurut Devito (1997-459) criteria kredibilitasnya seorang komunikator, yaitu :
  1. ditinjau dari komunikatornya harus memiliki dua criteria yakni :
  • Tunjukan kepada khalayak pengalaman dan pendidikan yang membuat kita layak membicarakan topic ini
  • Kutip beragam sumber riset.
  • Tekankan kompetensi khusus sumber kita jika khalayak tidak mengenalnya
  • Tekankan kompetensi kita, bukan ketidakmampuan kita
  1. source attractiveness atau daya tarik komunikator. untuk membangun daya tarik, menurun Devito ada empat criteria penting yang harus di penuhi komunikator, yaitu :
  • Tekankan kejujuran dan sikap tidakmemihak
  • Tekankan kepedlian kita pada nilai-nilai yang kekal
  • Tekankan kesamaan kita dengan khalayak, terutama kepercayaan, sikap, nilai, tujuan dan kepentingan kita
  • Tekan kepedulian kita akan kesejahteraan khalayak pendengar
Sedangkan menurut Aristoteles ada tiga cara untuk mempengaruhi komunikan, yaitu :
  1. Ethos
Dengan ethos, kita merujuk kepada komunikator. Komunikator yang jujur, dapat dipercaya, memiliki pengetahuan yang tinggi.
  1. Logos
Dengan logos kita meyakinkan komunikan tentang kebenaran argumentasi kita. Kita mengajak mereka berfikir, menggunakan akal sehat, dan membimbing sikap kritis.
  1. Pathos
Dengan pathos, kita bujuk komunikan untuk mengikuti pendapat kita
3. Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1. Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran.
  1. Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran Leading. Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
  • Mengambil keputusan
  • Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
  • Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
  • Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
  1. Staffing
    Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi tadi.
4. Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
5. Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
6. Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
7. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
8. Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9. Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
10. Inovating
Inovating mencakup pengembangan gagasan-gagasan baru. Mengkombinasikan pemikiran baru dengan dengan pemikiran lama
11. Representing mencakup pelaksanaan tugas pegawai sebagai anggota resmi dari sebuah perusahaan dalam urusannya dengan pihak pemerintah, swasta, penjual, langganan dan kalangan luar lainnya
4. Pola umum manajemen dan peranannya
Pola Umum Manajemen
1. Manajemen pada dasarnya sarana dari pada administrasi
2. Sebagai alat organisasi, fungsi manajemen menggerakan organisasi
3.Dalam tugasnya menggerakan organisasi, manajemen merupakan proses dinamis yang meliputi fungsi-fungsi : planing, organizing, actuating, controling
4. Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai tujuan
5.Dalam mencapai tujuan, manajemen menggunakan berbagiunsur dalam organisasi  yaitu : 6x
6. Menggunakan unsur-unsur manajemen selalu dilaksanakan seefisien mungkin.
Peranan manajemen
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain
2.Manajer bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas suksesnya organisasi dalam pencapaian tujuan
3. Manajer menyeimbangkan persaingan sasaran dan perangkat prioritas
4. Manajer harus berfikit analitical dan konseptual
5. Manajer adalah mediator
6. Manajer adalah politisi
7.Manajer adalah diplomat yang dapat bertindak sebagai wakil resmi dalam pertemuan organisasional
Adapun Peranan Manajemen yang harus diperankan para Manajer :
1. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
- Figurehead / Pemimpin Simbol : Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
- Leader / Pemimpin : Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi permasalahan yang muncul.
- Liaison / Penghubung : Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
2. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam maupun luar organisasi, meliputi ;
- Monitor / Pemantau : Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
- Disseminator / Penyebar : Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
- Spokeperson / Juru Bicara : Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
3. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
- Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
- Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan : Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
- Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya : Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
- Negotiator / Negosiator : Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau perusahaan.
5. Pers bisa jadi kawan juga lawan
Pers sebagai lembaga, bisa berperan seperti kawan bisa juga berperan sebagai lawan. Pers itu sebagaimana halnya komunikasi yaitu pisau bermata dua, jika pisau itu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat maka dia akan melahirkan kebaikan begitu pun sebaliknya jika pisau itu digunakan untuk kejelekan maka akan melahirkan kejahatan. Pers pun demikian jika di pakai untuk kebaikan maka dia (pers) akan menjadi kawan untuk kita tetapi jika pers itu di pake untuk kejahatan maka dia (pers) akan menjadi lawan atau bumerang untuk kita. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pers itu fungsional atau tergantung kepada siapa yang mengelolanya.
6. Sifat-sifat pers
1. Baik majalah maupun surat kabar sebaiknya isinya bersifat universal,
2. Aktualitas, dalam arti, materi yang disajikan adalah hal-hal yang terbaru dalam artian sebagian besar berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang baru terjadi di masyarakat,
3. Materi yang disajikan sebaiknya memiliki asas
continuitas yang artinya selalu memiliki kesinambungan atau berkelanjutan. Hal ini sering dilupakan oleh penerbit pers .
4. Terbit secara teratur
Tipe-tipe pers
Antara pers dan Negara tidak dapat dipisahkan. Pers selalu mengikuti system yang berlaku di Negara tempat mereka terbit. Apabila Negara tersebut bersistem demokrasi, maka persnya juga lebih demokrat, dan apabila negaranya otoriter, maka pernya pun akan bertipe tertutup. Di dunia ini ada 6 tipe pers yang dikenal:
1. Pers liberal : cocok untuk Negara yang falsafah hidupnya liberal, bebas sebebas-bebasnya.
Kelebihan:
1. Lebih menghargai kebebasan individu.
2. Negara lebih berkembang.
3. Masyarakat lebih bebas menyampaikan aspirasi
Setiap individu mempunyai hak untuk menyampaikan pendapatnya, berekspresi, dan berkreasi. Dengan demikian segala macam aspirasi masyarakatpun akan mudah dikemukakan. Masyarakat bebas mendukung atau menentang kebijakan pemerintah, sehingga pemerintahpun tahu apa yang menjadi keinginan masyarakat. karena pada dasarnya media sebagai penyampai informasi dapat melaksanakan fungsinya sebagai pengawas kinerja pemerintah. adanya keterbukaan informasi dan kebebasan berekspresi tersebut tentunya pola pikir masyarakat juga akan lebih berkembang seperti kehendaknya.
Kekurangan:
1. Timbul sikap Anarkis karena kebebasan.

2.Kestabilan dan keamanan dalam masyarakat semakin berkurang.
3.masyarakat lebih berani untuk memlawan atau bahkan memberontak.

Karena teori pers Libertarian yang memandang semua individu mempunyai hak masing-masing, maka kebebasan mereka dalam berbicara juga diakui. Namun, seringkali terlupakan bahwa kebebasan yang mereka lakukan juga dapat mengganggu dan mengurangi kebebasan orang lain. Serta, penggunaan hak dan kebebasan yang berlebihan juga dapat memicu tindak anarkisme.
Akan lebih baik jika kebebasan setiap individu ini dakui dan dilindungi dalam suatu Undang-undang, yakni Undang-undang perlindungan HAM. dimana undang-undang ini tidak hanya melindungi hak hidup yang dimiliki setiap orang, tapi juga dapat mengontrol, membatasi, atau bahkan juga memberi sanksi atas pelanggaran HAM tersebut.

2. Pers komunis : umumnya muncul di Negara-negara sosialis yang menganut paham “marcsis”.
3. Pers otoriter : lahir di Negara-negara yang menganut fasis, dimana pemerintah berkuasa mutlak.
Setiap konsep yang memiliki relativisme yang tinggi karena tergantung oleh nilai, norma bahkan kebutuhan masyarakatnya, setiap hal di dunia ini pada
kodratnya memiliki dua sisi, baik dan buruk, benar dan salah. Maka konsep
otoritarian ini pun memiliki kelebihan yang menyebabkan suatu konsep itu tetap
digunakan dan menimbulkan efek yang diinginkan masyarakat juga memiliki
kekurangan.
Kelebihan:
1. Konflik dalam masyarakat cenderung berkurang karena adanya pengawasan
hal-hal yang dianggap dapat menggoncangkan masyarakat

2. Mudah membentuk penyeragaman/integritas dan konsensus yang diharapkan
khususnya secara umum pada negara sedang membangun yang memerlukan kestabilan.

Dengan penekanan yang terus dilakukan, masyarakat akan lebih mudah untuk diatur dan dibina untuk menjalankan suatu putusan yang dibuat oleh pemerintah. Serta terciptanya keamanan dan kestabilan dalam masyarakat.
Sebagai contoh, pada masa orde baru dibawah pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Kekuasaan dipegang dan dikendalikan sepenuhnya oleh pemerintah. termasuk sistem pers pada masa itu. Pers digunakan sebagai jembatan bagi pemerintah kepada masyarakat, tetapi tidak bagi masyarakat kepada pemerintah. Meskipun terkesan sangat memaksa, tetapi sisi positif yang tidak dapat kita hindari adalah kestabilan dan keamanan yang tercipta, baik dalam pemerintahan dan masyarakat.

Kekurangan :
1. Adanya penekanan terhadap keinginan untuk bebas mengemukakan
pendangan/ pendapat

2. Mudah terjadi pembredelan penerbitan media yang cenderung menghancurkan suasana kerja dan lapangan penghasilan yang telah mapan.
3. Tertutupnya kesempatan untuk berkreasi.
Karena media dikuasai negara tentunya tidak semua orang berhak berpendapat lewat media. Adanya penekanan dalam menyampaikan aspirasinya. dengan adanya penekanan dalam masyarakat ini, amka pola pikir masyarakat pun tidak berkembang. karena masyarakat tidak bisa mengekspresikan diriny serta untuk berkreasi terhadap hal yang mereka sukai.
4. Pers bebas dan bertanggung jawab: muncul di Negara-negara yang baru berkembang, Negara yang lebih modern dimana pers selain dituntut bebas juga bertanggung jawab. Masalahnya, setiap Negara punya pemahaman yang berbeda tentang tanggung jawab itu sendiri
5. Pers pembangunan: tipe ini muncul di Negara yang sedang berkembang, dipelopori oleh para jurnalis
6. Pers pancasila : istilah ini hanya ada di Indonesia
Sistem Pers Pancasila berdasarkan UUD 1945:
  • Sistem UU
  • Sistem negara
  • Sistem keuangan
  • Sistem pemerintahan
  • Sistem kehakiman
  • Sistem kewarganegaraan
  • Sistem keagamaan
  • Sistem pertahanan negara
  • Sistem pendidikan dan kebudayaan
  • Sistem kesejahteraan sosial
  • Sistem integrasi
Ciri-ciri Pers Pancasila
  • Setiap berita yang disiarkan selalu memupuk rasa Ketuhanan YME dan tidak pernah atheis.
  • Menghormati nilai2 kemanusiaan & HAM dan tidak memberikan peluang kepada perbudakan, penindasan dan sadisme.
  • Selalu membina persatuan bangsa, tidak pernah memecah belah hingga menghilangkan stabilitas nasional dan menghindari SARA.
  • Selalu menghormati pendapat dan jalan pikiran orang lain dalam musyawarah dan kemufakatan sebagai penghormatan terhadap hak rakyat.
  • Membela dan memperjuangkan keadilan sosial di tengah2 masyarakat, hingga merata ke seluruh WNI.
Landasan Pers Pancasila
  • Landasan Idiil : Pancasila
  • Landasan konstitusional : UUD ‘45
  • Landasan Yuridis : UU Pers
  • Landasan Profesional : KEJ
  • Landasan Kemasyarakatan : Norma2, nilai2 yang ada di masyarakat.
  • Landasan Strategis : Stabilitas Nasional
Dan jika menanyakan mana yang cocok dengan landasan idiil dan konstitusional maka Indonesia adalah pemeluk pers pancasila sebagaimana juga sesuai dengan falsafahnya yaitu pancasila
7. Media massa dijadikan ajang bisnis
Di era reformasi ini masyarakat menjadikan pers sebagai lembaga bisnis dengan menjual informasi, baik berita maupun iklan. Kemajuan teknologi informasi mampu mendorong perkembangan media massa dengan pesatnya, sehingga memungkinkan dijadikan ajang bisnis
Media massa yang dijadikan ajang bisnis merupakan hal yang sah-sah saja. Karena media massa memerlukan perekonomian untuk penghidupannya. Tapi, yang harus dicatat disini, yakni media massa mempunyai peranan penting dalam agen perubahan sosial di masyarakat. walaupun, media massa tidak menafikan perekonomian atau bisnis sebagai orientasinya.
Dalam berbagai media massa, perlu diketahui ada beberapa bidang yang secara proporsional dan profesional menekuni aspek-aspkek tertentu didalamnya. Misalnya, bidang redaksi yang khusus untuk bidang pemberitaan, bidang pemasaran yang khusus untuk memasarkan penjualan koran, serta bidang iklan yang khusus untuk mencari iklan guna menghidupi keberadaan media tersebut. jadi, dalam hal ini apabila sistem manajemennya mampu mengendalikan media tersebut, maka dipastikan media tidak akan terpengaruhi sebagai ajang bisnis belaka. Karena media tersebut sudah mempunyai aturan sendiri didalamnya.
Memang, ada fenomena apa yang disebut dengan pers sebagai corong pemerintah. Namun, hal tersebut merupakan hal realistis dimana sebuah media pun memerlukan keterkaitan langsung dengan kepentingan pemerintah, guna mendapatkan sebuah pengakuan keberadannya.
Bila kita berkaca pada media sekarang, kita pasti tahu bagaimana sebuah media menampilkan setiap pemberitaannya yang dapat mengundang ketertarikan khalayak. Jadi, intinya khlayak tersebut suka atau tidak terhadap yang dibacanya. Bukan permasalahan media sebagai bisnisnya. Karena yang telah disebutkan diatas, bahwa media secara proporsional dan profesional mempunyai manajemen masing-masing didalamnya. Hal ini, diperuntukkan untuk menjaga kredibilitas media itu sendiri.
Karena, tidak mungkin bidang redaksi misalnya, mencari iklan untuk menghidupi sebuah media, tetapi bagian iklan lah yang akan mencari uang untuk penghidupan media itu sendiri. Namun, disatu sisi ada media yang mempunyai “manajemean tukang cukur” yakni sebuah media yang semuanya serba diurus sendiri. Tetapi, hal tersebut juga tidak bisa dijadikan sebuah alasan dalam menjaga kredibilas media itu sendiri.
Yang paling penting sekarang, media sebagai bisnis ataupun yang lainnya. Tetap khalayak yang menilai, yakni media tersebut mempunyai idealisme atau tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar