Disney Minnie Mouse

Kamis, 25 April 2013

29. KEPEMIMPINAN MAHASISWA DALAM BERORGANISASI



pada dasarnya jiwa kepemimpinan dimilki oleh setiap diri manusia ,
setidaknya dirasakan manakala seseorang melewati suatu proses merencanakan dan
menetapkan suatu keputusan guna merealisasikan tujuan hidupnya, namun dalam
mengaktualisasikan kepemimpinan itu sendiri sering sekali manusia dihadapkan pada berbagai
problematika hidup silih berganti, tidak sedikit persoalan muncul hanya disebabkan kesalahan
dalam bertindak dan keliru mempersepsikan sesuatu, untuk menghindarinya menjadi penting
faktor pengendali diri, salah satunya adalah dengan mempedomani nilai-nilai etika dan
moralitas dalam kehidupan, jadi kepemimpinan dengan etika dan moralitas merupakan satu
kesatuan yang sangat erat..

Dalam suatu organisasi akan ditemukan beberapa unsur yakni visi-misi, tujuan dan
program kerja, struktur organisasi, kode etik organisasi, hubungan antarlini organisasi,
individu-individu, kepemimpinan, dan dinamika organisasi. Keberhasilan organisasi mencapai
tujuan organisasi sangat tergantung kepada pemimpin dan orang-orang yang berada di sekitar
pemimpin. Seorang pemimpin yang sukses apabila ia mampu menggerakkan sejumlah orang
dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk keperluan itu, seorang pemimpin hendaknya dapat
menciptakan beberapa hal, yaitu :
1. Atmosfer hubungan kerja yang nyaman,
2. Motivasi maksimum,
3. Kedisiplinan, keteladanan, dan berkemampuan ,
4. Aspiratif ,
5. Berkomimen terhadap etika dan tujuan organisasi ,
6. Berpikir sistemik dan selalu positive thinking.
Sejalan dengan penjelasan di atas, organisasi kemahasiswaan juga memiliki karakteristik
yang sama dengan organisasi pada umumnya. Hanya saja, organisasi kemahasiswaan
mempunyai ciri-ciri suasana dinamika yang khusus yakni :
1. Pencirian idealisme,
2. Ketajaman berpikir,
3. Pembelajaran interelasi sosial,
4. Social responsibility yang tinggi,
5. Hubungan emosional yang kuat,
6. Transformasi personality,
7. Ekspektasi cita-cita,
8. Kecintaan terhadap institusi,
9. Kerja sama tim.

Etika Kepemimpinan Dalam Berorganisasi
Oleh karena itu, organisasi mahasiswa membutuhkan kepemimpinan kolegial yang kuat
dan utuh dalam mewujudkan tujuan bersama . Kepemimpinan organisasi
mahasiswa memiliki 6 (enam) misi pokok, yakni :
1. Menjembatani aspirasi mahasiswa terkait dengan kelancaran proses belajar mengajar,
2. Mengembangkan dan men-servant program minat dan bakat mahasiswa,
3. Mengembangkan karakter dan kapasitas diri mahasiswa,
4. Menciptakan suasana yang kondusif, kreatif, inovatif, dan produktif di kampus,
5. Memelihara sarana dan prasarana kampus,
6. Menjalankan peran serta dalam memecahkan persoalan masyarakat.

Kepemimpinan mahasiswa yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu mewujudkan
enam misi di atas. Kepemimpinan demikian tentu bukanlah kepemimpinan yang hanya sekedar
melayani atau how to servant. Akan tetapi kepemimpinan yang diperlukan adalah
kepemimpinan transformatif yang visioner terutama dalam menyikapi perubahan-perubahan
yang terus terjadi. Kepemimpinan transformatif yang visioner selalu mengedepankan sejumlah
ide atau gagasan konstruktif jauh ke depan. Jadi, perlu ada paradigm shift dalam
kepemimpinan yang memfokuskan organisasi bagi peningkatan kualitas pelaku-pelaku
organisasi dan individu-individu yang dipimpin.
Pemimpin dalam kepemimpinan transformatif sangat mengetahui dan memahami potensi
individu-individu di sekelilingnya dan terampil mengoptimalkan sumber daya organisasi yang
tersedia. Bahkan, pemimpin transformatif visioner berpikir jauh ke depan melampaui
individu-individu yang dipimpinnya. Oleh karena itu, optimalisasi potensi dan sumber daya
organisasi yang dilakukan pemimpin transformatif selalu tepat dan terukur (measurement)
keberhasilannya.
Kepemimpinan organisasi mahasiswa membutuhkan pemimpin transformatif yang tidak
saja handal dalam mengoptimalkan potensi yang dipimpinnya dan sumber daya organisasi
yang tersedia, melainkan juga memiliki jiwa motivator yang baik saat yang lain dalam keadaan
lemah. Pemimpin transformatif selalu mempedomani arah kebijakan (policy direction) yang
telah ditetapkan organisasi. Dengan demikian ia mampu membawa individu-individu yang
dipimpinnya ke tujuan bersama  yakni :

1. Keberhasilan studi dengan tepat waktu dan nilai yang baik,
2. Kepercayaan diri dalam memasuki pasar kerja,
3. Kemampuan bagaimana menciptakan (how to creat) pekerjaan,
4. Karakter diri dan berkepribadian yang kuat serta bermoralitas tinggi
5. Kebersamaan dalam setiap kegiatan organisasi,

Pemimpin organisasi mahasiswa akan menjadi figur sentral dalam setiap denting suara
denyut jantung organisasi. Dengan demikian, pemimpin organisasi mahasiswa dinilai sebagai
inspirator yang diharapkan dapat membawa organisasi sebagai organisasi yang handal, memiliki kecakapan , diperhitungkan , dan patuh terhadap etika dan norma-norma kehidupan kampus.

Etika Kepemimpinan Dalam Berorganisasi
2. Etika Kepemimpinan
Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan
hal-hal yang baik-baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak
menjalankan kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Pada dasarnya arti hakiki
etika adalah determinasi pedoman untuk menjalankan apa-apa yang benar dan tidak
melakukan apa-apa yang tidak benar. Dengan demikian menjalankan suatu kehidupan yang
beretika diyakini akan membawa kehidupan pada suatu kondisi yang tidak menimbulkan efek
negatif yang merugikan bagi kehidupan di sekitarnya.
Ditinjau dari segi evolusi, dimensi etika dapat menjadi faktor kunci keberhasilan suatu
kepemimpinan. Dalam suatu organisasi, kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi
kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika. Kepemimpinan beretika akan
membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik
vertikal maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku organisasi menyadari keberadaan
pedoman dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan
bertindak. Adapun prinsip-prinsip etika berorganisasi adalah :

1. Menjaga perasaan orang lain,
2. Memecahan masalah dengan rendah hati,
3. Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain,
4. Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah,
5. Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian 6. Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki 
7. Mengedepankan sikap jujur, disiplin, dan dapat dipercaya.
Upaya menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinan bukanlah suatu hal yang
mudah. Untuk kebutuhan itu diperlukan suatu kesamaan persepsi untuk apa organisasi
dijalankan. Dalam arti diperlukan suatu komitmen para pelaku organisasi menyamakan langkah
tindak untuk mewujudkan tujuan organisasi. Satu hal lain yang juga penting adalah
pemberlakuan sanksi yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi proses pembelajaran atas
kesalahan yang diperbuat pelaku organisasi. Sanksi dapat diberlakukan tanpa harus adanya
diskriminasi. Oleh karena itu setiap organisasi hendaknya mempunyai ”kode etik organisasi”
yang berfungsi sebagai alat pengendalian atau pengawasan organisasi.
Kode etik organisasi dan perencanaan strategis organisasi dapat dijadikan
sebagai pedoman oleh majelis pertimbangan organisasi mengawasi jalannya roda organisasi.
Kode etik organisasi disusun berdasarkan pertimbangan beberapa faktor :
1. Peraturan dan ketentuan yang disepakati,
2. Sinergitas,
3. Persaingan yang sehat, competition is matter of spirit, not strength
4. Tanggung jawab atau integritas,
5. Hubungan kerja
6. Aspirasi.
Etika Kepemimpinan Dalam Berorganisasi
3. Penutup
Etika kepemimpinan dalam menjalankan kegiatan organisasi merupakan dimensi yang
tidak terpisahkan dari kehidupan organisasi keseharian. Tanpa adanya etika kepemimpinan
yang efektif dapat mengakibatkan keseimbangan organisasi terganggu. Etika kepemimpinan
yang diterapkan oleh pengurus organisasi dalam menjalankan roda organisasi dapat
menebarkan nilai tambah bagi peningkatan karakter diri terutama dalam
kekokohan mental dan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar