Disney Minnie Mouse

Rabu, 24 April 2013

25. DINAMIKA ANTARA PENDIDIKAN, ORGANISASI DAN FINANSIAL



Dalam sebuah pilihan hidup bagi setiap ADS (aktivis dakwah sekolah) sering menghadapi ketiga masalah ini yang mengakibatkan harus menggugurkan salah satu dari ketiga hal ini. Padahal ketiganya dapat dipadukan secara spesifik apabila dilakukan dengan konsep yang matang. Disadari atau tidak ketiga konteks ini adalah hal yang sering menjadi perbincangan di kalangan ADS maupun ADK (aktivis dakwah kampus). Karena secara mendasar kita datang dari rumah ke sebuah lembaga pendidikan apakah Madrasah/ Sekolah maupun perguruan tinggi ialah untuk menuntut ilmu atau belajar.
            Namun di sisi lain, apabila seseorang ingin mengembangkan bakat dan skill maupun hal lainnya hanya dapat di olah dalam sebuah organisasi, baik itu organisasi internal maupun eksternal sekolah. Karena setiap organisasi memiliki karakter dan spesifikasi tersendiri. Seperti seseorang yang ingin memperdalam pemahaman ke-agama-annya dia harus masuk ke dalam organisasi ROHIS (kerohanian Islam), yang ingin mengembangkan bakat kepemimpinan maka masuk di OSIM/OSIS, bagi yang gemar di bidang seni maka masuk di Teater/ paduan suara sekolah atau yang suka dalam berpetualang di luar kota atau di hutan maka harus memilih organisasi seperti Pramuka atau organisasi lainnya yang sejenis.
            Secara umum antara pendidikan dan organisasi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya Finansial yang memadai. Karena pendidikan dapat berlangsung dengan baik apabila adanya prasarana seperti gedung sekolah, tenaga pengajar, buku tulis, panduan belajar serta perlengkapan lainnya yang itu semua bersumber dari pembiayaan yang di hasilkan dari masing-masing individu siswa/i ataupun bantuan dari pemerintah setempat. Sehingga pada akhirnya uang menjadi hal yang paling penting dalam dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang mengakibatkan biaya pendidikan menjadi mahal.
            Begitu juga dalam sebuah organisasi, kebutuhan finansial juga merupakan faktor yang mempengaruhi dalam melakukan sebuah kegiatan baik kegiatan rutin, maupun kegiatan besar/umum.
Bagi sebagian orang kebutuhan dalam belajar tidaklah sulit karena kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara gratis dari orang tuanya, namun ada sebahagian lainnya tidak demikian mereka harus memenuhi kebutuhan tersebut dengan bekerja sambilan.
Ada sebuah kisah yang penulis saksikan yang dapat kita ambil hikmahnya bersama.
Seorang Ikhwan ADS kita sebut saja namanya Akh Ahmad, dalam sebuah organisasi beliau tampak seperti biasa saja melaksanakan amanah organisasi dengan baik dan tidak ada masalah yang terjadi. Namun tidak satu orang pun dari anggota organisasi tersebut mengetahui bahwa Akh Ahmad ternyata mencari biaya hidupnya sendiri dengan menjadi marketing di sebuah ponsel.
Seiring berjalan waktu, ketika tiba pada hari pelaksanaan kegiatan. Akh Ahmad tidak tampak dalam kegiatan tersebut, padahal sebelumnya ketika dalam syuro’ (musyawarah) yang dilakukan beliau tampak antusias. Selepas selesainya kegiatan keesokan harinya Mas’ul (ketua panitia) mengadakan syuro’ evaluasi kegiatan dan mengoreksi setiap bidang. Ketika sampai pada bidang Akh Ahmad Mas’ul menegurnya sedikit lebih tegas, karena tidak hadir dalam pelaksaan kegiatan.
Akh Ahmad lalu menjelaskan alasannya kenapa tidak hadir mengikuti kegiatan pada hari sebelumnya bahwa beliau tidak dapat ikut karena harus menjaga Ponsel tempat dia bekerja. Namun, karena teguran Mas’ul terlalu tegas sehingga membuat Akh Ahmad tersinggung, dan akhirnya beliau memutuskan untuk tidak aktif lagi di organisasi tersebut padahal organisasi tersebut masih dalam satu lembaga pendidikan.
Dalam hal ini sering terjadi di sebuah organisasi ketika seorang ADS yang tergabung dalam organisasi harus membagi waktu mereka antara belajar, berorganisasi dan bekerja. Namun ketika terbentur secara kebetulan kegiatan organisasi dan bekerja maka keseringan terjadi para ADS lebih memilih kepada bekerja, sehingga mengakibatkan organisasinya sering terbengkalai.
Hal tersebut terjadi pada dasarnya diakibatkan dari kurangnya komunikasi antara sesama ADS, karena apabila komunikasi terjalin dengan baik maka waktu kegiatan bisa disesuaikan dengan waktu bekerjanya para ADS yang lainnya. Sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.
Komunikasi merupakan hal yang paling penting dalam sebuah organisasi, karena komunikasi merupakan langkah awal dalam sebuah organisasi, komunikasi yang baik akan menciptakan suasana yang baik pula, begitu juga sebaliknya.
Selain itu komunikasi juga akan berjalan apabila dalam organisasi tersebut tercipta sebuah manajemen yang baik. Ali bin Abi Thalib pernah berkata “kebatilan yang di manajemen dengan baik akan mengalahkan kebenaran yang tidak di manajemen dengan baik.”
Hal ini sangat jelas dapat kita pahami bahwa sebuah organisasi yang tidak di manajemen/ diatur dengan baik maka akan sangat mudah dikalahkan oleh organisasi yang memiliki manajemen yang rapi.
Kita bisa melihat contoh bagaimana seorang Bapak Prof. Dr. Ing. Burhanudin Jusuf Habibie, Sc.h.c (yang kita kenal sebagai bapak teknologi) yang dalam waktu sehari dapat mengurusi lebih dari 20 lembaga organisasi yang setingkat nasional dan internasional. Apakah beliau berbeda dengan kita, tidak! Sama sekali tidak, beliau juga pernah merasakan pahit manisnya dalam belajar, berorganisasi serta bekerja. Namun beliau telah membuktikan bahwa ketiga konteks antara belajar, berorganisasi sekaligus bekerja dapat berjalan dengan baik dan sejalan.
Selain itu penulis berpesan bagi para ADS, seharusnya bisa memanfaatkan sebuah organisasi sebagai wahana belajar menjadi Entrepreuner (pengusaha), karena dengan adanya perkumpulan di organisasi maka akan lebih memudahkan dalam mengontrol usaha yang dilakukan. Sebab biasanya setiap organisasi telah ditetapkan jadwal berkumpulnya anggota dan pengurus setiap pekan. Usaha yang dilakukan bisa berupa membuat makanan ringan, souvenir atau membuat lembaga privat/les bagi siswa/i Junior.
Penulis pernah mengamati beberapa sekolah di daerah Jawa, ketika berkunjung beberapa bulan yang lalu, bahwa ternyata para siswa/i di sana telah diberi bekal sejak dini dalam berwirausaha. Sehingga memunculkan ide kreatif siswa/i untuk menciptakan bermacam-macam kreasi yang itu semua dapat dijadikan usaha dan tentunya bisa mengurangi biaya pendidikan mereka.
Oleh karena itu, bukan hal yang mustahil bagi kita yang berada di Takengon ini untuk bisa seperti itu bahkan lebih baik lagi, karena potensi alam dan kemampuan Sumber Daya Manusianya kita punya, hanya saja perlu diarahkan sedikit lagi. Maka dari itu, kepada Sahabat-sahabat ADS dimana pun berada agar bisa menciptakan peluang mulai dari sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar