- A. LATAR BELAKANG
Tujuan dari
peneletian ini yaitu unuk mengetahui lebih jauh tentang cara organisasi
perusahaan dalam mengatasi konflik dan cara membangun organisasi perusahaan
yang baik.
Organisasi
perusahaan harus mampu mengelolah manajemennya untuk memenangkan persaingan
pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan.
Setiap
perusahaan, baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri, pada
umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan. Supaya dapat mencapai
tujuan itu, perusahaan memerlukan sistem manajemen efektif yang akan menunjang
jalannya operasi perusahaan secara terus-menerus dan tingkat efektivitas kerja
karyawan juga perlu diperhatikan.
Perusahaan
memiliki beberapa bagian pada umumnya, yakni bagian pemasaran, bagian keuangan,
bagian produksi, bagian sumber daya manusia, dan bagian administrasi.
Masing-masing bagian tersebut melaksanakan kegiatan yang berbeda tetapi saling
berhubungan satu sama lain. Tingkat kegiatan yang dilaksanakan perusahaan akan
mengalami perubahan dari suatu periode ke periode berikutnya. Adanya perubahan
tersebut mengharuskan manajemen mengadakan koordinasi dalam suatu perusahaan
dan menciptakan wadah yang merupakan alat komunikasi antar bagian yaitu
struktur organisasi.
Pada
struktur organisasi terdapat garis hubungan antar manajer dan karyawan yang
memiliki garis hubungan antar tugas, wewenang, dan tanggung jawab. Koordinasi
diperlukan untuk memperoleh kesatuan tindak dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tanpa adanya koordinasi, orang-orang atau fungsi yang ada akan lebih mengejar
kepentingannya sendiri sehingga mengorbankan tujuan perusahaan. Koordinasi
antar bagian sesuai dengan kegiatan perusahaan akan menjadi salah satu faktor
pendukung terhadap kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan perusahaan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Struktur
organisasi disadari sangat penting peranannya dalam meningkatkan efektivitas
kerja dan mempunyai sifat umum yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
dalam kepempinan organisasi.
Empat sifat
umum yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi,
yakni : (1) Kecerdasan, artinya pemimpin harus memiliki kecerdasan lebih dari pengikutnya,
tetapi tidak terlalu banyak melebihi kecerdasan pengikutnya. (2) Kedewasaan dan
keluasan hubungan sosial, artinya seorang pemimpin harus memiliki emosi yang
stabil dan mempunyai keinginan untuk menghargai dan dihargai orang lain. (3)
Motivasi diri dan dorongan berprestasi, sehingga pemimpin akan selalu energik
dan menjadi teladan dalam memimpin pengikutnya. (4) Sikap-sikap hubungan
kemanusiaan, dalam arti bahwa pemimpin harus menghargai dan memperhatikan
keadaan pengikutnya, sehingga dapat menjaga kesatuan dan keutuhan pengikutnya.
Selain itu seorang manajer harus mampu mengelola konflik yang terjadi dalam
suatu organisasi dan dapat mencari win-win solution sehingga kerjasama tim bisa
berjalan dengan baik.
B. MASALAH
Seperti
sudah diketahui, sangatlah tidak mudah dalam memilih orang yang tepat untuk
duduk pada suatu posisi tertentu di organisasi dalam masa transisi semacam
sekarang ini, apalagi untuk menangani posisi yang sangat strategis bagi
organisasi. Dimana untuk melakukan hal tersebut diperlukan rekaman analisa
informasi dari data yang dimiliki orang tersebut sejak masuk organisasi, sampai
dengan merencanakan pendidikan serta kesempatan/tantangan apa yang perlu
diberikan kepada personil bila ia ingin diproyeksikan pada jabatan tertentu. Disamping
itu diperlukan juga sistem kesejahteraan yang optimal, sesuai dengan prestasi
yang dicapai, agar orang-orang yang berprestasi dapat tetap dipertahankan
kemampuan dan keberadaannya di suatu organisasi, dan juga meningkatkan
kemampuan personil dengan menentukan pendidikan apa yang dibutuhkannya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, diperlukan suatu sistem kepegawaian
yang dapat memenuhi kebutuhan proses/analisa dan informasi tersebut diatas.
Oleh karena itu diperlukan langkah langkah atau strategi yang harus dibuat
untuk menunjang perencanaan sdm yang optimal yaitu: 1. Perencanaan sumber daya
manusia strategic 2. Model perencanaan SDM 3. Implementasi perencanaan SDM 4.
Peramalan SDM 5. Alat dan tehnik peramalan SDM 6. Nilai dari perencanaan SDM 7.
Analisa Jabatan 8. Pendesainan pekerjaan 9. Penstrukturan organisasional
10.Sistem informasi sumber daya manusia.
C.LANDASAN
TEORI
Organisasi adalah sekelompok
orang yang memiliki satu tujuan yang sama, saling menggerakkan dan memiliki
sarana untuk mencapai tujuan tersebut dengan adanya suatu koordinasi
Organisasi adalah adanya
orang yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari
sejumlah subsistem yang saling berhubungan dan
saling tergantung, bekerjasama atas dasar pembagian kerja, peran, wewenang,
tanggung jawab serta memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai.
Organisasi menurut Stoner adalah : suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di
bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi menurut James D. Mooney adalah : bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard adalah : suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Suatu organisasi harus memuat 4 unsur utama, yaitu:
1) goals
oriented (berorientasi tujuan)
2) Psychosocial system (sistem hubungan sosial)
3) structured activities
4) technological system.
2) Psychosocial system (sistem hubungan sosial)
3) structured activities
4) technological system.
Definisi Organisasi Perusahaan (Kast & Rosenzweig) :
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua usaha.
1. Suatu subsistem dari lingkungannya yang lebih luas.
2. Terdiri dari orang-orang yang berorientasi pada tujuan.
3. Suatu subsistem teknik, yaitu orang-orang yang menggunakan pengetahuan, teknik, peralatan & fasilitas.
4. Suatu subsistem struktural, yaitu orang-orang yang bekerja bersama dalam berbagai kegiatan yang terpadu.
5. Suatu subsistem psikososial, yaitu orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial
6. Suatu subsistem manajerial yang merencanakan & mengendalikan semua usaha.
Organisasi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
- Dalam arti statis, yaitu organisasi sebagai wadah tempat dimana kerjasama dijalankan.
- Dalam arti dinamis, yaitu organisasi sebagai suatu sistem proses interaksi antara orang-orang yang
bekerjasama,
baik formal maupun informal.
Organisasi Perusahaan adalah: Adanya orang-orang yang usahanya
harus dikoordinasikan; tersusun dari jumlah subsistem yang saling berhubungan
dan saling tergantung; bekerja bersama atas dasar pembagian kerja, peran dan
wewenang; serta memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Pengertian Konflik Organisasi
Menurut
Baden Eunson (Conflict Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis
konflik:
a) Konflik
vertikal, yang terjadi antara tingkat hirarki,seperti antara manajemen
puncak dan manajemen menengah, manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia
dan subordinasi. Bentuk konflik bisa berupa bagaimana mengalokasi sumberdaya
secara optimum, mendeskripsikan tujuan, pencapaian kinerja organisasi,
manajemen kompensasi dan karir.
b) Konflik
Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang bekerja pada tingkat
hirarki yang sama di dalam perusahaan. Contoh bentuk konflik ini adalah tentang
perumusan tujuan yang tidak cocok, tentang alokasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya,
dan pemasaran.
c) Konflik
di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki tugas
berbeda. Misalnya antara divisi pembelian bahan baku dan divisi keuangan.
Divisi pembelian mengganggap akan efektif apabila bahan baku dibeli dalam
jumlah besar dibanding sedikit-sedikit tetapi makan waktu berulang-ulang.
Sementara divisi keuangan menghendaki jumlah yang lebih kecil karena
terbatasnya anggaran. Misal lainnya antara divisi produksi dan divisi
pemasaran. Divisi pemasaran membutuhkan produk yang beragam sesuai permintaan
pasar. Sementara divisi produksi hanya mampu memproduksi jumlah produksi secara
terbatas karena langkanya sumberdaya manusia yang akhli dan teknologi yang
tepat.
d) Konflik
peran berupa kesalahpahaman tentang apa yang seharusnya dikerjakan oleh
seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena tidak lengkapnya uraian
pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang manajer, dan sistem
koordinasi yang tidak jelas.
D.PEMBAHASAN
MASALAH
Proses
perencanaan sering tidak berjalan dengan lancar, karena kebijakan perencanaan
tidak dibuat secara detil, sehingga terjadi gap antara corporate policies dan
personnel policies serta aplikasinya dalam praktik. Perencanaan SDM banyak
ditujukan pada manajemen suksesi dan pengembangan dibandingkan dengan aktivitas
personalia lain. Dalam perencanaan SDM dalam pengembangan dan implementasinya
dari strategi SDM dapat dikelompokkan ke dalam empat permasalahan (Rothwell,
1995). Pertama, perencanaan menjadi suatu problema yang dirasa tidak bermanfaat
karena adanya perubahan pada lingkungan eksternal organisasi, meskipun nampak
adanya peningkatan kebutuhan bagi perencanaan. Kedua, realitas organisasi
dan bergesernya kaleidoskop prioritas kebijakan dan strategi yang ditentukan
oleh keterlibatan interest group yang memiliki power. Ketiga, kelompok
faktor-faktor yang berkaitan dengan sifat manajemen dan ketrampilan serta
kemampuan manajer yang memiliki preferensi bagi adaptasi pragmatik di luar
konseptualisasi, dan rasa ketidakpercayaan terhadap teori atau perencanaan,
yang dapat disebabkan oleh kurangnya data, kurangnya pengertian manajemen lini,
dan kurangnya rencana korporasi. Keempat, pendekatan akademik yang dilakukan
dalam pengujian kesuksesan perencanaan SDM sangat idealistik dan preskriptif,
di sisi lain tidak memenuhi realita organisasi dan cara manajer mengatasi
masalah-masalah spesifik. Untuk meminimalisasi gap tersebut diatas maka menurut
Jackson & Schuler (1990) perencanaan SDM yang tepat membutuhkan
langkah-langkah tertentu berkaitan dengan aktivitas perencana SDM menuju
organisasi modern. Langkah-langkah tersebut meliputi: • pengumpulan dan
analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan SDM yang
diekspektasikan bagi perencanaan bisnis masa depan • mengembangkan tujuan perencanaan
SDM • merancang dan meng¬implementasikan program-program yang dapat memudahkan
organisasi untuk pencapaian tujuan perencanaan SDM • mengawasi dan mengevaluasi
program-program yang berjalan. Keempat tahap tersebut dapat diimplementasikan
pada pencapaian tujuan jangka pendek (kurang dari satu tahun), menengah (dua
sampai tiga tahun), maupun jangka panjang (lebih dari tiga tahun). Rothwell
(1995) menawarkan suatu teknik perencanaan SDM yang meliputi tahap •
investigasi baik pada lingkungan eksternal, internal, organisasional •
forecasting atau permasalahan atas ketersediaan supply dan demand SDM saat ini
dan masa depan • perencanaan bagi rekrutmen, pelatihan, promosi, dan lain-lain
• utilisasi, yang ditujukan bagi manpower dan kemudian memberikan feedback bagi
proses awal. Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam merencanakan SDM
adalah dengan action-driven, yang memudahkan organisasi untuk memfokuskan
bagian tertentu dengan lebih akurat atau skills-need, daripada melakukan
penghitungan numerik dengan angka yang besar untuk seluruh bagian organisasi.
Perencanaan SDM umumnya dipandang sebagai ciri penting dari tipe ideal model
SDM meski pada praktiknya tidak selalu harus dijadikan prioritas utama.
Perencanaan SDM merupakan kondisi penting dari “integrasi bisnis” dan
“strategik,” implikasinya menjadi tidak sama dengan “manpower planning” meski
tekniknya mencakup hal yang sama. Manpower planning menggambarkan pendekatan
tradisional dalam upaya forecasting apakah ada ketidaksesuaian antara supply dan
demand tenaga kerja, serta merencanakan penyesuaian kebijakan yang paling
tepat. Integrasi antara aspek-aspek perencanaan SDM terhadap pengembangan
bisnis sebaiknya memastikan bahwa kebutuhan perencanaan SDM harus dilihat
sebagai suatu tanggungjawab lini.
Didalam
hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau perusahaan konflik antar
individu akan sering terjadi. Konflik yang sering
terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik. Sehingga
cara mengatasi konflik dalam perusahaan harus benar-benar dipahami management
inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak yang timbul.
Permasalahan
atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang
terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan
system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan
bawahan terjadi bisa-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan akan
terjadi konflik. Konflik dapat berkembang karena berbagai sebab, antara lain
sebagai berikut:
- Batasan pekerjaan yang tidak jelas
- Hambatan komunikasi
- Tekanan waktu
- Standar, peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
- Pertikaian antar pribadi
- Perbedaan status
- Harapan yang tidak terwujud
Sehingga
untuk mensiasati masalah ini biasanya dilakukan dengan berbagai cara.
1. Membentuk suatu system informasi
yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam komunikasi. Misalnya,
dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan
harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang
dua arah dan intens akan mengurangi masalah di lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi
kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru
bagi setiap individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal
komunikasi.
Biasanya
masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan.
Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan
temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi
seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.
Konflik
dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya terjadi
karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah
ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan
masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang
akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka masalah akan
sulit untuk muncul.
Dan ada
strategi untuk menyiasati konflik, yaitu:
a)
Menghidari
b)
Mengakomodasi
c)
Kompetisi
d)
Kompromi atau negosiasi
e)
Memecahkan masalah besama-sama
Setiap orang
yang mendirikan atau mengelola suatu badan usaha pasti ingin perusahaannya yang
dijalankan nya tersebut bisa berjalan lancar sesuai dengan program yang telah
direncanakan sebelumnya. Karena itulah perlu dibuat suatu sistem
pengelolan organisasi yang baik dan benar.
Selain itu
dengan pengelolaan sistem organisasi yang baik juga bisa meningkatkan tingkat
produktifitas kerja bagi semua elemen atau unsur yang terlibat dalam perusahaan
tersebut. Jadi, bukan hanya pada bagian produksi saja. Karena semua bagian juga
punya faktor atas kemajuan dari usaha yang sedang dijalankan atau dikembangkan.
Untuk
mengelola dan menjalankan suatu organisasi perusahaan yang baik, ada berbagai
cara yaitu:
- 1. Buatlah susuanan dan sistem organisasi yang sedemikian rupa sehingga dari masing-masing elemen yang ada bisa saling melakukan hubungan kerja yang lebih mudah dan efisien. Jadi sistem operasioanal dari perusahaan yang dijalankan juga lebih mudah dipantau arahnya agar sesuai dengan target dan program yang juga telah direncanakan.
- 2. Sistem organanisasi perusahaan yang baik juga perlu mengedepankan sistem pengalihaan dan pendelegasian tugas yang lebih merata. Jangan sampai terjadi ada satu pihak yang harus menjalankan banyak pekerjaan dan tugas, namun ada bagian lain yang justru kekurangan pekerjaan dan lebih banyak menganggur. Tentu hal ini bisa menimbulkan kecemburuan antar karyawan.
Selain itu
dengan sistem pendelegasian yang baik juga proses operasional perusahaan bisa
tetap berjalan dengan normal bila ada halangan. Misalnya sakit atau tugas lain
yang mengharuskan dia ke luar daerah atau kota.
- 3. Hubungan antar bagian dalam organisasi juga harus diatur agar setiap karyawan di bagian yang satu lebih mudah melakukan komunikasi kerja dengan bagian yang lain. Jangan sampai terjadi ketika ada sesuatu yang kurang maka menyebabkan proses produksi jadi terganggu.
Inilah
tujuan dari membangun sistem komunikasi kerja dalam suatu perusahaan. Karena
bila ada suatu permasalahan bisa segera diatasi dengan cepat karena
sumber kesalahan atau kekurangannya juga bisa langsung diketahui.
- 4. Selain membangun sistem komunikasi yang baik, oraganisasi perusahaan juga harus mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman dan tentram dan akrab. Sehingga setiap karyawan bisa saling mengenal dan memunculkan suasana kekeluargaan yang tinggi. Hal ini akan membawa dampak pada produktifitas kerja yang baik. Karena mereka akan merasa menemukan tempat kerja dengan lingkungan yang membuat mereka nyaman.
- 5. Ketika membuat suatu keputusan usahakan semua elemen organisasi juga bisa terlibat untuk ikut memikirkan tentang bagaimana cara memajukan perusahaan. Jadi organisas juga perlu menerapkan suatu sistem
Adapun yang
menyebabkan organisasi dapat berkembang yaitu banyak melakukan kerjasama dengan
banyak organisasi sejenis atau pelengkap, membuat perusahaan perusahaan yang
baru yang bernaung dibawah tanggung jawab perusahaan (membuat anak perusahaan)
dan yang terakhir adalah usaha yang sering disebut go publik. go publik adalah
suatu cara mengembangkan organisasi dengan cara memberikan kesempatan bagi
masyarakat luas untuk berinvenstasi halayaknya bank-bank yang ada dalam negeri
ini, bank- bank tersebut merupakan perusahaan yang sudah go publik dan
masyarakat luas dapat berinvestasi saham dalam perusahaan perbankkan tersebut.
di tambah lagi perbankan juga sudah menerapkan anak perusahaan yang tujuannya
adalah untuk memperluas pengetahuan masyarakat akan organisasi perbankkan yang
dilakukan oleh pihak organisasi perbankkan. jadi kesimpulannya Organisasi go
publik adalah organisasi yang bisa di bilang berhasil dalam memajukan suatu
Organisasi, karena tinggat keefektifan dan eksistensi suatu Organisasi akan
naik.untuk mencapai tahapan ini tentu saja ada rencana untuk melakukannya.
biasanya Organisasi akan membuat perncanaan untuk organisasinya seperti :
- Memperbaiki struktur dalam Organisasi
- Meningkatkan Kapasitas Produksi Organisasi
- Memperluas jaringan Organisasi
- Memperluas hubungan kerjasama Organisasi
- Memperluas hubungan bisnis dengan mitra kerja Organisasi
- Memperbaiki sistem Permodalan, sistem Informasi dan dokumen Organisasi
E.PENUTUPAN
Proses
perencanaan sering tidak berjalan dengan lancar, karena kebijakan perencanaan
tidak dibuat secara detil, sehingga terjadi gap antara corporate policies dan
personnel policies serta aplikasinya dalam praktik. Perencanaan SDM banyak
ditujukan pada manajemen suksesi dan pengembangan dibandingkan dengan aktivitas
personalia lain. Perencanaan SDM umumnya dipandang sebagai ciri penting dari
tipe ideal model SDM meski pada praktiknya tidak selalu harus dijadikan
prioritas utama. Integrasi antara aspek-aspek perencanaan SDM terhadap
pengembangan bisnis sebaiknya memastikan bahwa kebutuhan perencanaan SDM harus
dilihat sebagai suatu tanggungjawab lini.
Setiap orang
yang mendirikan atau mengelola suatu badan usaha pasti ingin perusahaannya yang
dijalankan nya tersebut bisa berjalan lancar sesuai dengan program yang telah
direncanakan sebelumnya. Karena itulah perlu dibuat suatu sistem
pengelolan organisasi yang baik dan benar.
Selain itu
dengan pengelolaan sistem organisasi yang baik juga bisa meningkatkan tingkat
produktifitas kerja bagi semua elemen atau unsur yang terlibat dalam perusahaan
tersebut. Jadi, bukan hanya pada bagian produksi saja. Karena semua bagian juga
punya faktor atas kemajuan dari usaha yang sedang dijalankan atau dikembangkan.
Jadi ketika
kita berada dalam suatu organisasi atau perusahaan dan ingin organisasi atau
perusahaan kita
maju dan berkembang kita bisa saja mengikuti perusahaan perusahaan yang sudah
lebih dahulu berkembang dengan cara memperbanyak kerjasama demi tujuan bersama
, memperluas wilayah organisasi dengan membuat anak-anak perusahaan dari
perusahaan yang kita buat dan berusaha menjadi organisasi perusahaan yang go
publik yang dapat menerima masyarakat luas.
Jika ingin
membuat organisasi dalam perusahaan yang baik dan tidak ada konflik saya
menyarankan untuk mengikutin sesuai yang sudah bahas diatas.
Dalam sebuah
organisasi perusahaan konflik yang terjadi antara level-level menejemen atau
antara menejemen dan karyawan-karyawan perusahaan pasti terjadi dan tidak bisa
dihindari. Hal yang dapat dilakukan adalah menekan kemungkinan terjadinya
konflik seminimal mungkin dan apabila konflik timbul diatasi secepat mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar